Rabu, 28 Maret 2012

Indonesiaku di Akhir Zaman


Pekik para remaja itu menggema di angkasa
Teriakkan satu hasrat jiwa dan raga
Indonesia jaya kini bergejolak dalam derita rakyatnya
Pemimpin yang tak sadar akan rasa dan karsa yang di pimpinnya
Menjadi sosok yang siap mencekik urat leher sang jelata

Bangsa ini tidaklah mati dalam kemiskinan
Tetapi tak sadar dan mati suri dalam lumbung padi
Tanah surga kebanggaan leluhur Indonesia tamatlah sudah
Bersama si miskin yang tengah  menggali liang kuburnya sendiri
Siapa yang peduli
Tak juga tangan-tangan rakyat di atas sana

Mereka terdiam tak berbuat apa-apa
Lantas untuk apa mereka dijuluki “Wakil Rakyat”
Yang digaji dan hidup dari uang rakyat juga si miskin
Bila untuk sekedar melihat bangsa ini mati perlahan
Jika hanya untuk menyaksikan si miskin kelaparan
Membusuk di kolong jembatan yang hina itu
Sedang mereka terlelap tidur
Dalam ranjang istana megah nan nyaman

Cita-cita bangsa yang besar
Hanyalah dongeng pengantar tidur belaka
Tak ada yang sesuai seperti harapan 67 tahun silam
Indonesia kini di ambang kehancuran
Pemerintah kini menjadi musuh yang diperangi rakyatnya
Tanpa ada yang menyadari
Bangsaku kini akan hilang dalam kemunafikan

Pahlawan-pahlawan pejuang kemerdekaan
Mungkin tengah berperang di alam baka
Menyaksikan tanah air yang ia bela segenap jiwa
Perlahan  tenggelam dalam lautan zaman yang edan

Remaja-remaja itu
Memberontak pada ketidakpedulian
Tapi tidak pula memberi solusi tajam
Yang akan menjadi senjata dalam peperangan melawan zaman

Oleh Beti Kurniawati
Islamic University of Malang

Sabtu, 17 Maret 2012

SANDIWARA HIDUP

Kadang hidup memang tak seharum mawar di taman
Tapi ia tetap setegar karang di lautan
Meski air bah datang menghadang tetap kokoh dan tak bergeming
Tetap setia menemani lautan yang selalu menggelora
Tak pernah letih dan tak merasa bosan

Harapan baru muncul bersama hari baru dalam hidup ini
Setiap hari bagai sandiwara yang penuh klimaks
Dengan Tuhan sebagai penulis naskah kehidupan yang adil
Bak seorang aktor terkenal yang tengah menjalani skenario  
Hidup pun terasa sangat menegangkan seperti layaknya drama
Akhir cerita kehidupan ini adalah maut

Kematian adalah milik semua makhluk yang bernyawa
Rumah paling indah hanyalah pusara tua
Dengan taburan bunga-bunga mewangi
Seperti wangi ujung surga tempat kembali mereka yang shaleh
Bersama semua keindahan yang di sediakan Tuhan
Inilah happy ending drama kehidupan Tuhan
Dan neraka adalah sad ending dalam sandiwara kehidupan ini
Tuhan adil dan bijaksana pada setiap makhluknya. . . 

Sabtu, 10 Maret 2012

jeritan hati

langit malam ini begitu muram
terasa menyesakkan dada yang gundah
bintang di angkasa menari-nari dalam rinai hujan malam ini
apa yang disembunyikan rembulan pada bumi
yang perlahan tenggelam dalam lautan kenistaan
bahkan burung-burung itu pun tau
hanya diri ini sendiri dalam gelap
tak tau apa-apa

jeritan ini memanggil dirinya kembali
tapi apa daya
semua berlalu begitu cepat
laksana petir menyambar pepohonan kokoh itu
tangis ini seolah tiada arti dan tak merubah apa pun
takdir ini memang begini jalannya
semua terjadi dan meninggalkan duka yang begitu dalam
jerit hati ini memanggilnya untuk kembali
tapi tak bisa

jeritan ini meninggalkan duka di palung hati
andai kalian mengerti
ini bukan soal cinta bukan pula harta
inilah kasih sayang tiada tara
yang tak akan kalian mengerti dan tak kan pernah
inilah kisah pilu dalam tawa dunia fana
jeritan ini semakin akan membunuh jiwa dalam duka

Kamis, 01 Maret 2012

ANGANKU

Inikah anganku
Angan tentang masa itu
Semua berlalu tanpa q tau
Andai ku puny sdkt waktu
Akn q putar waktu kmbli k masa itu
Akn q perbaiki semua
Hingga hilang sesal ini
Tp apa daya
Semua tlah berlalu
Q hanya duduk terpaku
Merasakan sgala kepiluan ini

LAYU

Mawar itu mulai layu
Tak terurus dn tak terlindungi
Mgpa arya se0lah tak peduli
Hilang sudah harapan bunga
Ia gugur sblm bersemi
Dn ia pergi menyisakan crita miris dlm sunyi
Kabut tebal turun perlahan
Se0lah ingin memelukny
Dalam keabadian surga. . .

KELEMAHAN

Tuhan. . .
Aku tak mampu menahan ini semua
Semuany menyakitkan
Entah apa yg membuat diri ini bertahan
Hidup dalam dunia fana
Kenapa msh brtahan
Untuk apa
Untuk siapa
RahasiaMU tentu lebih indah
Aku berserah padaMU
Tuhan. . .

BAYANG-BAYANG

Apa itu
Bayangan gelap merasuk kalbu
Hingga hanya anganku
Tertinggal dan pilu
Tertunduk malu
Pada matahari yg tak pernah ragu
Apa itu
Semuanya tampak dan berlalu begitu
Hingga hilang dalam bayang bayang itu

WAJAH ITU

Tidakkah kau lihat mentari tersipu malu
Melihat binar wajahmu pd sekuntum mawar itu
Adakah tersimpan rindu pd palung hatimu
Hingga kau sematkan jarum cinta d tepi pantai hatiku
Tidakkah kau rasa kasihku
Dlm tidur q panggil sllu namamu
Dg merdu. . .

RAPUH

0h Tuhan
T0lang aku
Nyatanya aku tak setegar karang d tepi lautan
Atau mentari yg menerangi bumiku

Beri sedikit kekuatan
Agar ku bisa spt mereka
Berlarian d padang asmara
Hingga petang tiba
Hingga semua sirna

Aku masih sendiri
Dengan luka yg kian membusuk
Derita lama dalam dada
Terkubur bak raga penuh d0sa
Dalam pusara angan2 belaka

LANTAS APA

Malam tak seindah biasanya
Kabut turun d lembah kegelapan
Menelan serpihan sesal di hati
Kenapa malam tak juga pagi
Es0k mentari kan menari2
Dalam kubangan duka silam
Lantas apa?

HIDUP

Aku berjalan di atas titian kehidupan
Yang sewaktu2 dpt tergelincir pd lubang kenistaan
Dapatkah kau rasa belaian sang bayu yg mengalun merdu
Membelai celah lembah ujung hatimu
Mengapa tak kau tanyakan pada rembulan
Risau hati tak berujung tak berpengkal.
Ahh,, hidup yg membingungkan

AKU DAN TUHANKU

Cukup aku dan Tuhanku
Yg tau betapa terlukany hatiku
Cukup aku dan Tuhanku
Yg tau btp 0rg2 menyakitkanku
Ckp aku dn Tuhanku
Yg tau hasrat dlm hatiku
Ckp aku dn Tuhanku
Yg tau btp bnyk air mataku
Cukup aku dan Tuhanku
Kau tak perlu tau
Kalian juga begitu
Biar kusimpan semua sedihku
Dan hanya akan kubagi bahagiaku
Pada kalian sahabatku
Pada kalian yg peduli padaku
Yg menyayangiku
Bahkan yg membenciku. . .
Cukup aku dan Tuhanku
Biarlah ini menjadi rahasia dalam kalbuku
Yg tak kan kalian tau. . .

TAKUT

Yang ku takutkan adalah
Sendiri di keramaian
Kesepian di keriuhan
Bila begitu ada dayaku
Aku harus bagaimana
Ah biarlah
Mungkin sese0rang kan datang menghampiriku
Aku akan menunggu

RASA INI

Angin dingin mencabik jantungku
Tp ada dayaku
Hati ini terasa beku
Seperti cinta itu

Luka dan perih ini
Membusuk tp tak mati
Juga tak kan ter0bati
Siapa yg peduli

Benih2 itu mulai berbunga
Merajut kisah cinta
Tidakkah itu angan belaka
Siapa mempedulikannya

Mawar d taman itu
Memang lebih indah dan berbau
Kamb0ja d pemakaman itu
Tetaplah bunga dalam anganku

Namum apa daya
Tangan ini tak dapat meraihnya
Kaki ini tak mampu mengejarnya
Hati ini kian terluka
Siapa sangka. . .

IMPIAN

Mawar itu indah
Meski berduri tetap wangi
Maka q ingn kau
Melndunginy untkq kasih

Kicau burung itu merdu
Trbang d atas cemara2 yg el0k
Maka q ingin kau
Mmeliharanya brsamaku sayang

Mlihat ank2 kucing kita bermain d taman
Atau sekedar mlihat senyummu ^^

RINDU

Ada duka dalam tawa
Ada air mata dalam canda
Bukankah semua kan berakhir dlm pusara
Tapi mengapa. . .

Diatas pusara itu terlukis wajahnya
Wajah yg sahaja
Wajah yg tlah lama tak jumpa
Sungguh aku merindunya
Belai kasihnya
Tutur katanya
Juga semua akan dirinya
Yg tak kan terlupa
Duhai ayahanda tercinta. . .

SIAPA YANG DATANG

Siapa yang datang
Saat hari mulai gelap
Atau mentari baru sepenggal
Bukan kau, dia atau kalian
Aku tertunduk sendiri dalam sepi
Sekeras apa pun ku memanggil kalian
Nyatanya suaraku tak cukup untuk mmbuat kalian datang
Siapa yang datang
Saat duniaku akan berakhir
Aku masih sendiri

GUNDAH

Udara ini masih terasa sama
Tanah ini msh tak berubah
P0h0n itu msh berdiri dg k0k0hnya
Knp hati ini terasa gundah
Padahal semua masih sedia kala
Mungkin inilah sebabnya
Awan itu serasa tak mengenal hujan
Yang menjadikannya tiada
Ah,
Bukankah api masih mengenal abu itu